Banjarmasin, Porosmetro.com –
Suasana pagi di Blok Santri (Echo) Lapas Kelas IIA Banjarmasin tampak penuh semangat. Setiap hari Rabu, para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) rutin mengikuti kegiatan pembelajaran IQRO sebagai bagian dari pembinaan kepribadian keagamaan.
Kegiatan ini diikuti oleh beberapa WBP, di antaranya Hendra dan Samsuni. Mereka tampak serius namun gembira dalam belajar membaca huruf-huruf hijaiyah bersama guru pembimbing, Adi.
Hendra menyampaikan rasa syukurnya bisa ikut dalam kegiatan ini,
“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan belajar IQRO di Blok Santri, saya bisa ikut belajar agar bisa membaca Al-Qur’an. Sewaktu di luar saya malu belajar IQRO, tapi di sini tidak malu lagi karena banyak teman seumuran yang juga ikut. Saya bersyukur sekali dengan adanya pembelajaran ini,” ujarnya dengan senyum ringan.
Sementara itu, Samsuni menambahkan kesannya selama belajar,
“Belajar dengan Guru Adi sangat nyaman, cara mengajarnya lembut dan jelas setiap pengucapan hurufnya. Harapan saya ke depan, semoga makin banyak teman-teman yang ikut dan semoga saya bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.”
Wali Pemasyarakatan Blok E, Muhammad Isnandar, menyampaikan bahwa kegiatan IQRO ini bertujuan untuk membina dan menumbuhkan kecintaan WBP terhadap Al-Qur’an sejak dari dasar.
“Kegiatan ini menjadi wadah bagi WBP untuk belajar tanpa rasa malu, karena di sini semua diajak tumbuh bersama. Harapan kami, makin banyak yang termotivasi untuk ikut belajar mengaji,” tuturnya.
Kalapas Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, melalui Kasubsi Bimkemaswat Muhammad Ansyari, mengapresiasi semangat para peserta.
“Pembelajaran IQRO di Blok Santri ini adalah bagian dari upaya pembinaan kepribadian berbasis keagamaan. Kami akan terus mendukung kegiatan positif seperti ini agar WBP dapat memperbaiki diri dan memperdalam nilai spiritual selama menjalani masa pidana,” ungkapnya.
Kegiatan pembelajaran IQRO ini menjadi salah satu upaya nyata Lapas Kelas IIA Banjarmasin dalam menumbuhkan semangat religius, disiplin, dan kebersamaan di kalangan WBP, sekaligus membuka jalan bagi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas nanti. (Humas Lapas Kelas IIA Banjarmasin)












