Berita

Budidaya Hidroponik dan Sasirangan Jadi Fokus Studi Tiru Lapas Banjarmasin di Lapas Narkotika Karang Intan

×

Budidaya Hidroponik dan Sasirangan Jadi Fokus Studi Tiru Lapas Banjarmasin di Lapas Narkotika Karang Intan

Sebarkan artikel ini

Karang Intan, Porosmetro.com

Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan kembali menjadi tujuan pembelajaran bagi Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan lainnya. Kali ini, Lapas Kelas IIA Banjarmasin melakukan kunjungan dalam rangka studi tiru serta meninjau langsung program pembinaan kemandirian, Sabtu (22/11).

Rombongan dipimpin oleh Kepala Lapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, dan disambut hangat oleh Kalapas Narkotika Karang Intan, Yugo Indra Wicaksi, bersama jajaran pejabat struktural. Kegiatan diawali dengan penyambutan di aula, dilanjutkan pemaparan singkat mengenai berbagai bentuk pembinaan kerja yang saat ini berjalan di Lapas Narkotika Karang Intan.

Setelah penyampaian materi, beberapa tamu melakukan peninjauan langsung ke Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) 1 untuk melihat budidaya hidroponik daun mint yang dikelola warga binaan. Area hidroponik tersebut menjadi salah satu program unggulan karena mampu meningkatkan keterampilan pertanian modern sekaligus menciptakan lingkungan pembinaan yang produktif.

Kalapas Yugo Indra Wicaksi menjelaskan bahwa pembinaan hidroponik adalah bagian dari strategi pemberdayaan yang berkelanjutan.

“Budidaya hidroponik ini tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi warga binaan, tetapi juga menanamkan rasa disiplin, tanggung jawab, dan produktivitas. Kami selalu terbuka untuk berbagi praktik baik yang kami jalankan,” ujarnya.

Usai meninjau SAE 1, rombongan melanjutkan kunjungan ke SAE 2, lokasi pembinaan kemandirian lainnya yang fokus pada kerajinan tekstil, khususnya pembuatan sasirangan. Para perwakilan Lapas Banjarmasin menyaksikan langsung proses pewarnaan, pengikatan motif, hingga pengeringan kain yang dilakukan oleh warga binaan dengan bimbingan instruktur.

Kepala Lapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi keberagaman program pembinaan di Lapas Karang Intan.

“Kami sangat terkesan, tidak hanya dengan hidroponik daun mint yang tertata dengan baik, tetapi juga dengan kemampuan warga binaan dalam menghasilkan karya sasirangan. Ini tentu menjadi inspirasi bagi kami untuk mengembangkan program serupa,” tuturnya.

Dalam sesi tanya jawab, anggota Tim ZI Lapas Banjarmasin mengajukan pertanyaan seputar manajemen pembinaan kerja, sistem perawatan hidroponik, proses produksi sasirangan, hingga strategi pemasaran hasil karya. Pertanyaan tersebut dijawab oleh masing-masing pokja pengelola pembinaan dan diperkuat oleh Kalapas Narkotika Karang Intan. (rhs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *